Terkait hal itu, Dapertemen Pertahanan (Dephan) siap mengelontorkan dana sebesar 700 juta dollar AS atau setara Rp 6,3 Triliun untuk pengadaan dua unit kapal selam guna memperkuat armada perang TNI AL. Aplikasi kontrak pengadaan dua unit kapal selam itu sudah bisa dilaksanakan sehingga pada 2011 pengadaan dua unit kapal selam tersebut sudah bisa direalisasikan dan pada 2014 mendatang sudah selesai pengerjaannya.
TNI kaji U214 Jerman
Hal itu kemukakan oleh Dirjen Sarana Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto kepada wartawan di Jakarta, jumat (15/1). Menurut jenderal Berbintang tiga itu, proses pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk memperkuat armada perang TNI AL sudah hampir final dan bisa segera direalisasikan.
Mengenai negara mana yang akan dipilih, Dephan akan menyerahkan TNI AL untuk mengkajinya. Sejauh ini pilihannya adalah Rusia , Jerman atau Korea Selatan, karena memang negara-negara ini yang memiliki kehandalan dalam membuat kapal selam. “Dephan sudah menganggarkan 700 juta dollar AS untuk pengadaan dua unit kapal selam. Karena itu pengadaanya bisa segera direlisasikan,” terang Eris.
Ditempat yang sama, Kasal Laksamana Madya TNI Agus Suhartono yang ditemui usai menjadi Inspektur Upacara Hari Dharma Samudera di atas kapal KRI Surabaya mengungkapkan, pihaknya menyambut baik pengadaan dua unit kapal selam yang telah dianggarkan oleh Dephan. Baginya, jumlah itu sudah cukup walau tidak bisa dibilang ideal, karena ukuran ideal itu tergantung perspektif masing-masing.
Mengenai jenis kapal selam yang dibutuhkan TNI AL, menurut orang nomor satu di AL itu adalah yang mampu tahan lama menyelam didalam air. Sehingga sesuai fungsi dari kapal selam yang merupakan bagian dari operasi rahasia.
Selain itu, diharapkan kapal selam itu mempunyai daya tahan yang panjang dari segi usia. Untuk itu semua, TNI AL sudah memiliki cetak birunya (blue print ). “untuk pengadaan kapal selam itu kita sudah punya cetak birunya. Termasuk spesifikasinya,” tandas Kasal.
Kasal mengakui di era Presiden Soekarno TNI AL sempat memiliki armada kapal selam yang besar dan kuat. Bahkan saat itu TNI AL memiliki 12 kapal selam dan puluhan kapal perang sehingga disegani oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara maupun belahan dunia.
Namun, lanjut Kasal, armada perang yang canggih tak akan berarti tanpa personel yang mampuni. Terlebih saat ini eranya sudah berubah. “Perlengkapannya memang penting tapi tak akan ada artinya tanpa personel yang mampuni,” pangkas Kasal. (BK)