Your Ad Here

Friday, March 12, 2010

Kapal Selam, Tetap Jadi Prioritas TNI AL

Luas wilayah yuridiksi Indonesia yang mencapai 5,9 juta km persegi sangat membutuhkan sarana pengamanan yang handal. Luas perairan nasional yang terdiri dari 2,7 juta km persegi luas zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan 3,2 juta km persegi luas perairan kepulauan dan perairan sangat membutuhkan kekuatan kapal selam dalam hal pengamanannya.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Agus Suhartono mengungkapkan TNI AL kini sedang memproses pengadaan kapal selam. Rencana penambahan kapal selam ini menurut KSAL telah ditetapkan dalam cetak biru (blue print) kekuatan TNI AL.

Sebagaimana diungkapkan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Kolonel Laut (P), Herry Setianegara di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur pada Kamis (11/3) bahwa TNI AL tengah memprioritaskan pembelian kapal selam hingga tahun 2011 nanti.

"Penambahan kapal selam tetap mempertimbangkan kondisi keuangan negara. Mengenai jumlah ideal kapal selam bisa dilihat dari berbagai perspektif, misalnya geografis," kata Agus Suhartono.

Dalam mengadakan kapal selam, kata KSAL, dipertimbangkan pula kemampuan selam dari kapal tersebut. "Kemampuan kapal selam itu bisa menyelam lebih lama, minimal dua minggu. Itu yang paling utama bagi kapal selam. Kalau kapal selam tiap hari harus muncul yah ketahuan. Harus bisa menyelam cukup lama," katanya.

Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Laksamana Muda TNI Gunadi mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pemeliharaan Alutsista hingga 15 tahun mendatang sekitar Rp.400 triliun. Selain itu, ke depan Kemenhan dan TNI akan memprioritaskan penggunaan alutsista dalam negeri. Namun, untuk saat ini beberapa alutsista masih berasal dari luar negeri.



Menurut Gunadi, untuk pengadaan alutsista tahun 2010, masing-masing Angkatan memiliki prioritas. Untuk TNI Angkatan Darat, memprioritaskan pengadaan alutsista seperti helikopter angkut dan peluru kendali. Sedangkan Angkatan Laut membutuhkan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), kapal selam, dan tank marinir. Sedangkan untuk Angkatan Udara memprioritaskan pengadaan pesawat latih pengganti OV-10, MK-53, dan hercules.

Source : jurnalnasional